Viral, Bendera China Berkibar Di Maluku Utara?


  Beredar sebuah artikel berjudul “Bendera China Berkibar di Maluku Utara Saat Peresmian Proyek” di media sosial.

Dinarasikan pengibaran bendera itu karena Tiongkok tidak takut dengan Pemerintahan sekarang atau rezim Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin.

Adalah akun facebook Ananda Naris yang membagikan tautan artikel dengan narasi tersebut. Berikut narasi selengkapnya:

“Ya gmn lgi Indonesia utang nya bnyak sama China maka nya China GK takut sama pemerintah an skrng,” tulis akun facebook Ananda Naris, Sabtu 23 Mei 2020.

Unggahan ini ramai direspons warganet. Terdiri dari 69 emotikon, 170 komentar dan 11 kali dibagikan.

Penelusuran:

Pengibaran bendera Tiongkok itu dilansir Serambinews. Kala itu, dilaporkan bendera Tiongkok sempat berkibar di pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, saat peresmian smelter PT Wanatiara Persada.

Namun bendera itu akhirnya diturunkan. PT Wanatiara Persada langsung menyampaikan permintaan meminta maaf atas kejadian tersebut.

“Penurunan bendera asing ini dilakukan karena melanggar Undang-Undang nomor 41 tahun 1958 tentang Lambang Negara. Pelanggaran tersebut antara lain bendera asing dikibarkan sejajar dengan bendera Indonesia, ukuran bendera asing lebih besar ketimbang Merah Putih, serta dikibarkan di tempat umum,” tulis Serambinews dalam laporannya.

Berikut artikel selengkapnya:

Bendera China Berkibar di Maluku Utara Saat Peresmian Proyek
 Bendera negara China sempat berkibar di pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, saat peresmian smelter PT Wanatiara Persada, Jumat (25/11/2016).

 Pengibaran bendera ini diketahui oleh anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang kemudian memaksa agar bendera itu diturunkan.

Informasi yang diperoleh Surya, di hari itu pada pukul 08.30 Wit, telah tiba Kapal Motor Sumber Raya 04 yang menangkut rombongan gubernur dan perwakilan Forkopimda Maluku Utara.

Saat kapal itu merapat, muncul informasi tentang pengibaran bendera RRC yang posisinya sejajar dengan bendera Indonesia di sampingnya.
Namun untuk ukuran, bendera China itu lebih besar dari Merah Putih.

Namun sebelum kapal KM Sumber Raya 04 itu merapat, rupanya sudah sempat terjadi insiden dan ketegangan ketika sekelompok wartawan Indonesia berupaya untuk menurunkan sendiri bendera tersebut.

Upaya sekelompok wartawan ini sempat dihalang-halangi, baik oleh karyawan lapangan perusahaan tersebut dan oleh Kapolres Halmahera Selatan, dengan dalih agar bendera itu diturunkan sendiri oleh orang China supaya tidak terjadi permasalahan yang lebih besar.

Selanjutnya, Pasintel Lanal Ternate, Mayor Laut (P) Harwoko Aji berinisiatif memerintahkan Sertu Mar Agung Priyantoro untuk meluncur terlebih dahulu menuju ke lokasi acara untuk mendesak agar bendera itu diturunkan.

Namun sampai di lokasi, bendera itu ternyata sudah sedang dalam sedang proses penurunan oleh petugas Security PT Wanatiara Persada.
Berikutnya, sekitar pukul 09.00 Wit ketika Pasintel Lanal Ternate melakukan investigasi dengan menemui kepala sekuriti PT Wanatiara Persada, muncul laporan bahwa di dermaga juga ada bendera serupa yang belum diturunkan.

Berdasarkan laporan itu, Pasintel Lanal Ternate memerintahkan Sersan Satu (Sertu) Marinir Agung Priyantoro untuk berangkat ke dermaga dan menurunkan bendera tersebut.

Proses penurunan ini diikuti pula oleh Kasi Intel Korem 152 Babullah.

Selanjutnya, PT Wanatiara Persada juga menyatakan bertanggungjawab serta meminta maaf atas kejadian pengibaran bendera asing tersebut.

Penurunan bendera asing ini dilakukan karena melanggar Undang-Undang nomor 41 tahun 1958 tentang Lambang Negara.
Pelanggaran tersebut antara lain bendera asing dikibarkan sejajar dengan bendera Indonesia, ukuran bendera asing lebih besar ketimbang Merah Putih, serta dikibarkan di tempat umum.

Kesimpulan:

Klaim bahwa pengibaran bendera Tiongkok di Maluku Utara karena tak takut terhadap pemerintahan sekarang, adalah salah. Faktanya, berita pengibaran itu sudah lama.

Informasi ini masuk kategori hoaks jenis false context (konteks keliru). False context adalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah.

Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.